#3 CHILD FREE
Sebenarnya aku tau ini udah malam, bahkan di Indonesia bagian lain pun sudah memasuki waktu dini hari. Tapi ada satu hal yang mau aku share, sebuah uneg-uneg yang cukup ekstrem dan berbahaya.
Aku gak tau menurut kalian ini benar atau tidak, but it's just my opinion. Dijaman sekarang ini sering kita denger tentang berita banyaknya pasangan yang menginginkan child free. Banyak dari mereka yang beranggapan bahwa punya anak bisa merusak kebahagiaan dihidup mereka. Alasan dasarnya karena masalah financial. Contoh dasarnya, ada pasangan yang memilih childfree karena financial mereka tidak stabil, kadang up kadang down. Mereka berpikir untuk menghidupi diri mereka sendiri masih kesusahan, apalagi jika ditambah memiliki anak, mereka harus memenuhi kebutuhan pendidikan dan kebutuhan penunjang lainnya. Sudah kita ketahui pula, seiringnya perkembangan zaman kebutuhan pokok, pendidikan, dan kebutuhan penunjang lainnya sudah pasti naik ditambah tidak seimbangnya pendapat yang kita punya dengan pengeluaran yang ada.
Dipihak oposisi, banyak pasangan yang tidak setuju dengan statement tersebut. Menurut mereka, anak adalah rezeki. Semakin banyak anak banyak rezeki, ditambah dengan ajaran agama yang menganjurkan memiliki anak (tolong dikoreksi kalau salah). Ketika pasangan memilih tidak memiliki anak atau child free dianggap tidak mensyukuri kesehatan dan kemampuan yang diberikan tuhan. Tak jarang juga statement memilih childfree menjadi bumerang untuk perempuan karena dianggap egois hanya ingin mencapai keinginan sendiri.
Dari dua pendapat diatas, menurutku apapun keputusan pasangan tersebut selama itu bertujuan baik untuk hubungan mereka it's oke. Kita gak perlu main menghakimi pasangan yang menginginkan childfree begitu pun sebaliknya kita harus menghargai pasangan yang ingin memiliki anak. Honestly, walaupun aku belum menikah dan ya bisa dibilang umur ku masih seumur jagung. Aku adalah orang yang berpedoman untuk memiliki anak ketika sudah menikah. Tapi bukan berarti aku bisa begitu saja mendjuge teman atau orang yang aku kenal ketika mereka berpedoman untuk childfree ketika menikah.
Kebahagiaan seseorang bukan diukur dari kadar pendapat yang harus sama. I have my character dan orang lain juga punya karakter mereka sendiri. Lantas apa iya kebahagian diukur dari pendapat yang sama? Bukan berarti aku menganjurkan untuk childfree, but respect apapun keputusan orang lain, you don't know apa yang membuat mereka bisa sampai memutuskan hal seperti itu. Semisal memang yang benar adalah A, dan kamu memegang statement A sedangkan orang lain memegang statement B. Just ingetin aja "Eh you know what? statement itu ada sisi gak benernya karena alasan bla bla bla....., kalau kamu gini kosekuensi society nya bla bla bla......" just tell bukan memaksa. Kalau memang orang tersebut tetap kekeuh dengan keputusannya yaudah. Kamu gak bisa memaksa apa yang kamu mau ke orang lain. Mungkin kamu memang benar tapi gak semua bisa dipaksakan. Setiap keputusan pun juga punya kosekuensi, mungkin dia gak sanggup ketika memegang statement A yaudah biarin aja yang penting udah ngingetin. Begitu pun kamu, mungkin kamu juga gak sanggup memegang statement B dan dia juga gak bisa memaksakan ke kamu.
Hidup bukan tentang memaksakan pendapat mu untuk diterima. Kita hidup untuk saling mengingatkan dan menghormati, kalau menurutmu salah yaudah just respect.
Komentar
Posting Komentar